Rahasia Salinem - Kisah Seorang Abdi Dalam

Pernahkah Anda mendengar kisah dari seorang abdi dalam kerajaan Jawa? Buku "Rahasia Salinem" karya Wisnu Suryaning Adji/Briliant Yotenega ini mungkin memberikan Anda sebuah gambaran.

credit: goodreads.com
Salinem, seorang perempuan yang melepaskan segalanya demi cinta yang tak biasa. Ia adalah seorang abdi dalem, seorang perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk mengurusi kebutuhan keluarga keraton.

Sepanjang hidup Salinem yang merentang hampir satu abad lamanya, sejak 1923 hingga 2013, latar ketika cerita sebenarnya dimulai, ia bergelut dengan serangkaian peristiwa kelam. Namun, barulah saat menjelang kematiannya, misteri hidup Salinem yang sesungguhnya terkuak.

Misteri yang tidak hanya menggoyahkan keutuhan sebuah keluarga keturunan bangsawan, tapi juga mengungkap peran penting seorang jelata sebagai baut kecil yang mempertahankan keutuhannya selama hampir 100 tahun.

Rahasia Salinem menjadi bacaan yang cukup menarik yang dikemas dengan latar belakang budaya Jawa. Kisah Salinem membawa para pembaca ke masa lampau saat tokoh Salinem dilahirkan hingga mengalami berbagai macam peristiwa yang mengubah dan membentuk hidupnya.

Kehidupan dan kepribadian Salinem yang terbentuk menjadi daya tarik sendiri bagi para pembaca. Berbagai tokoh yang ada dalam novel ini juga memiliki karakter yang berbeda dan kuat yang menunjang tokoh utamanya.

Novel ini memiliki alur cerita yang berjalan maju dan juga mundur. Dengan alur cerita yang seperti ini para penulis membuat para pembaca menjadi penasaran terhadap karakter dan kehidupan Salinem sebagai tokoh utama. Di awal, kisah dalam novel ini berjalan dengan lambat yang kemungkinan agar penggambaran karakter utamanya terlihat jelas. 

Kisah dalam novel ini disampaikan dengan ringan dan sedikit puitis. Para penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam memaparkan kisah ini. Untuk menguatkan latar belakang kota Solo para penulis membumbui novel ini dengan sejumlah istilah dalam bahasa Jawa. Sayangnya, penggunaan bahasa Jawa tanpa adanya terjemahan ke bahasa Indonesia ini, membuat sebagian pembaca yang tidak memiliki pengetahuan bahasa jawa menjadi kurang memahami dan mengerti.

Karena novel ini juga belatar belakang sejarah, maka para pembaca sedikit banyak dapat mempelajari sejarah dengan ringan tanpa digurui.[RB]